Ocehan Gue Nih :D

Thursday 11 April 2013

Selayang pandang tentang Farmasis

Gue gak sadar juga kenapa bikin postingan pake judul ini. Setelah gak intens di dunia maya, gue  jadi apa ya? kalo kadi sailor moon boleh gak? *udahan garingnya*

ulang ya..

Setelah gak intens di dunia maya, gue jadi lebih sering ngabisin waktu gue hidup di dunia nyata. Lebih tepatnya "WAJIB" di dunia nyata sih. Gue gak mau ngeluh, jadi mahasiswa farmasi emang gak gampang. Bukan cuma fisik, mental pun harus kuat. Disiplin, harus banget. Karena seadainya, suatu hari (dan pastinya) gue bakal (dan harus) jadi seorang farmasis, apoteker misalnya, seorang dokter dan ahli obat, seorang pasien datang ke gue dan keadaannya sedang gawat serta sangat membutuhkan obat, gue harus bertindak cepat.

Bukan cuma dokter, apoteker pun ikut andil loh dalam penyembuhan pasien. Karena kesembuhan pasien tergantung sama kerja apoteker. Begitu resep dikasih, seorang farmasis gak langsung ngebuat obat sesuai resep yang tertulis, tapi juga mempertimbangkan dosis yang dikasi di dalam resep itu udah bener apa belum, dan seorang farmasis punya hak untuk berkonsultasi dengan si dokter jikalau dosis udah kelewat batas (alias over dosis).

Seorang farmasis bukan cuma ahli dalam merancang dan membuat obat, tapi juga harus tau bagaimana nasib si obat di dalam tubuh. Bagaimana interaksi si obat ini sama tubuh, interaksi sama makanan, dan interaksi sama obat lain yang juga lagi di konsumsi si pasien. Bagaimana perjalanan si obat dari pertama kali dia masuk ke dalam tubuh. Merancang bagaimana dan dibagian mana si obat nanti akan ter-absorbsi. Bagaimana si obat nanti bakal di eliminasi alias di ekskresikan.

Bukan cuma itu, seorang farmasis juga ngebuat obat (sediaan) mempertimbangkan kenyamanan si pasien. Sediaan gimana sih yang nyaman buat di konsumsi pasien? Sirupkah? Tablet kah? Kapsul kah?

Obat adalah racun. Begitu lah yang sering dikatakan sama semua dosen gue. Gimana bukan racun, di dalamnya ada bermacam-macam senyawa kimia. Itulah tantangan para farmasis. Bagaimana cara membuat si obat ini tidak bersifat racun di dalam tubuh.

Gue emang baru semester empat, dan gue belum bisa bicara banyak tentang farmasis. Tapi dari kaca mata gue, farmasis itu punya peranan penting dalam dunia kesehatan.

Bagaimana pun, mencegah lebih baik daripada mengobati. Mulai dari sekarang, marilah hidup sehat. Karena sakit itu tidak menyenangkan ^^

(mohon maaf jikalau ada salah kata, ucapan, dan ketidaknyambungan pragraf demi pragraf :D)

No comments:

Post a Comment

Cuma baca aja? Yuk tinggalin jejak, supaya aku bisa kunjung balik dan ninggalin jejak di blog kamu :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...